Manusia
adalah satu kisah. Kisah perjalanan yang paling indah. Bahkan lebih tinggi
ratingnya daripada kisahnya ‘Habibi Ainun’, ‘Meteor Garden’, ‘Love Rain’,
‘GGS’, ‘BBF’, DLL DSB DST..
Karena
ditulis oleh Sang Maha Pencipta, Maha Mengetahui segala sesuatu. Namun, banyak
orang yang tak peduli akan kisahnya sendiri dan sibuk membicarakan orang lain.
Sungguh kisah itu lebih indah diatas sebuah kesungguhan dalam kebaikan. Temanku
yang satu ini memang sangat kritis.
Dia
membuatku berpikir juga, ada benarnya juga terkadang banyak memandang oranglain
tanpa menengok diri sendri terlebih dahulu. Banyak pelajaran yang dapat diambil
dari pengalaman yang telah dijalani.
Balik lagi
deh sama pengalaman. Tabu katanya. Itu itu saja paling yang di elu – elukan.
“Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Iya, sudah tau. Sudah hapal. Guru BK,
guru agama, guru sosiologi, guru antropologi, guru olahraga, sampai guru TI pun
selalu bilang seperti itu diakhir pelajaran.
Hm. Rinduku
jadi kambuh lagi pada bu guruku yang cantik dan selalu struggle itu.
Pelajarannya sangat menarik, bukan pelajarannya tapi motivasinya. Orang baik
selalu mengerti apa yang ia lakukan, dan akan berusaha melakukan hal yang
terbaik. Pengalaman sebagai cermin. Cermin bagi diri sendiri. Cermin bagi orang
lain. Betapa sulitnya kita menghapus pengalaman buruk yang telah kita torehkan.
Karena cermin itu telah ternodai cat hitam.
Kita hidup
ditengah orang lain. Orang lain punya panca indera untuk melihat orang lainnya.
Pengalaman bukan hanya sekedar pengalaman, ia adalah esensi diri kita. So,
hanya perlu menorehkan hal yang baik saja dalam catatan kisah kita sendiri,
untuk nilai dirikita sendiri, alhamdulillah bagi orang lain.
Tak perlu
malu ketika kemana – mana masih pakai sepeda. Tak perlu malu juga ketika kemana
– mana msih berjalan kaki. Itu bukan wujud ketidak mampuan, tapi kesempatan
untuk tetap berjuang.
Bayangkan
ketika dewasa nanti anda tidak berminat untuk berjuang, dari hal kecil saja, pergi
ke pasar selalu naik motor tidak mau jalan kaki atau naik sepeda, menyerahkan
semua tugas rumah kepada pembantu rumah tangga, laundry pakaian dll dsb dst…
atau mengatakan pada anak anda nanti, ‘nak, nanti kamu kudu jadi orang sukses
supaya hidupnya enak’. Apakah pejuangan ini sesuatu yang sangat tidak
mengenakkan itu?
Bagaiman
sesuatu tanpa didasari perjuangan? Menyontek, korupsi, suka hangout, suap, bunuh
diri adalah sebagian hasil sikap yang tidak mengenal arti sebuah perjuangan.
Mereka
dilanda ketakutan, ketakutan akan sebuah keadaan yang nantinya akan membuatnya
untuk bersusah payah. Lalu kita bisa meraih apa tanpa sebuah perjuangan? Kita
bisa memiliki kisah hidup yang berkesan tanpa sebuah perjuangan? #Flat.
Hidup
bagaikan roda yaang berputar…. #lyric.
Kadang di
bawah kadang di atas. Tapi, bumi kan berotasi dari kanan ke kiri? Bukan atas ke
bawah? #ndk nyambung.
Ketika kita berada
‘diatas’ pastinya ingin selalu berada disana dan tidak mau kehilangan.
Sederhana saja. Berbagi dengan orang lain, dan berjuang dengan sederhana..
insyaAllah bukankah membuat keadaan stabil dan datar?
Kisah kita
terlalu sayang untuk dinodai..
Torehkan
dalam kisah itu sebuah realitas perjuangan…
Karena
kisahmu lebih indah seperti Dia Yang Maha Indah dan menyukai keindahan..
12 Agustus
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar