Penulis: Ustadz
Muhammad Arifin Badri
1. Akidah
(Keyakinan)
Bagian ini adalah bagian yang
paling banyak diperhatikan dan ditekankan dalam syari’at Al Qur’an. Bahkan
permasalahan ini telah disatukan dengan segala urusan setiap muslim dan
dijadikan sebagai tujuan dari segala gerak dan langkah kehidupan mereka. Allah
Ta’ala berfirman,
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (QS. Az Dzariyat: 56)
Dan pada ayat lain Allah
berfirman,
“Dan sembahlah
Rabb-mu sampai datang kepadamu sesuatu yang diyakini
(ajal/kematian).” (QS. Al Hijr: 99)
Inilah akidah Al Qur’an, yaitu
beribadah hanya kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan segala macam bentuk
peribadatan kepada selain-Nya, baik peribadatan dengan pengagungan, kecintaan,
rasa takut, harapan, ketaatan, pengorbanan, atau lainnya. Allah Ta’ala
berfirman,
“Beribadahlah
kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun.” (QS. An Nisa’: 36)
Akidah Al Qur’an juga mengajarkan
agar umat Islam menjadi kuat dan perkasa bak gunung yang menjulang tinggi ke
langit, tak bergeming karena terpaan angin atau badai. Akidah Al Qur’an
mengajarkan mereka untuk senantiasa yakin dan beriman bahwa segala yang ada di
langit dan bumi adalah milik Allah, tiada yang dapat menghalang-halangi rezeki
yang telah Allah tentukan untuk hamba-Nya dan tiada yang dapat memberi rezeki
kepada orang yang tidak Allah Ta’ala beri.
“Apa yang ada
di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk
kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 116)
Dan pada ayat lain Allah
berfirman,
“Kepunyaan-Nya-lah
semua yang ada langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan
semua yang di bawah tanah.” (QS. Thoha: 6)
Dengan keyakinan dan iman semacam
ini, setiap muslim tidak akan pernah menggantungkan kebutuhan atau harapannya
kepada selain Allah, baik itu kepada malaikat, atau nabi atau wali atau dukun
atau ajimat. Tiada yang mampu memberi atau mencegah rezeki, keuntungan,
pertolongan atau lainnya selain Allah Ta’ala:
“Apa saja yang
Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang
dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun
yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2)
Pada ayat lain Allah
berfirman,
“Katakanlah,
‘Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (kehendak) Allah jika Dia menghendaki
bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu.’ Dan orang-orang munafik
itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain
Allah.”
(QS. Al Ahzab: 17)
Dan bukan hanya menanamkan
keimanan dan tawakal yang kokoh kepada Allah semata, akan tetapi akidah Al
Qur’an juga benar-benar telah meruntuhlantahkan segala keterkaitan,
ketergantungan, mistik, takhayul dan segala bentuk kepercayaan kaum musyrikin
kepada sesembahan selain Allah, sampai-sampai digambarkan bahwa sesembahan -atau
apapun namanya- selain Allah tidak berdaya apapun bila ada seekor lalat yang
merampas makanan mereka. Mereka tidak akan pernah mampu menyelamatkan makanan
yang telah terlanjur dirampas oleh lalat, seekor mahluk lemah dan
hina.
“Hai manusia,
telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya
segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor
lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu
merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari
lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj: 73-74)
Akidah Al Qur’an juga mengajarkan
bahwa sumber kelemahan dan kegagalan umat manusia ialah karena mereka jauh dari
pertolongan dan bimbingan Allah, semakin mereka menjauhkan diri dari Allah dan
semakin menggantungkan harapannya kepada selain-Nya maka semakin rusak dan
hancurlah harapan dan kepentingannya,
“Dan
bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin: 6)
Akidah Al Qur’an juga mengajarkan
kepada umatnya agar senantiasa memiliki keyakinan yang kokoh bahwa tidaklah ada
di dunia ini yang mampu mengetahui hal yang gaib selain Allah. Sehingga dengan
keimanan semacam ini umat islam terlindungi dari kejahatan para dukun, tukang
ramal dan yang serupa.
“Katakanlah,
‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib,
kecuali Allah’, dan mereka tidak mengetahui kapankah mereka akan
dibangkitkan.” (QS. Fathir: 65)
Dengan akidah Al Qur’an ini,
seseorang akan memiliki kejiwaan yang tangguh, pemberani dan bersemangat tinggi,
pantang mundur dan tak kenal putus asa dalam menjalankan roda-roda kehidupan dan
mengarungi samudra kenyataan. Rasulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam pernah mengajarkan kepada saudara sepupunya akidah Al
Qur’an di atas dengan sabdanya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar